Air murni tidak mempunyai rasa, bau, dan warna. Bila mengandung zat
tertentu, air dapat terasa asam, pahit, asin dan sebagainya. Air yang
mengandung zat lain dapat pula menjadi berwarna. Cairan yang berasa
masam disebut larutan asam, yang terasa asin disebut larutan garam,
sedangkan yang terasa licin dan pahit disebut larutan basa (Syukri,
1999:387).
Asam dan basa sudah dikenal sejak jaman dahulu. Hal ini dapat dilihat
dari nama mereka. Istilah asam berasal dari bahasa latin, acetum yang
berarti cuka. Unsur pokok cuka adalah asam asetat CH
3COOH.
Istilah alkali diambil dari bahasa arab untuk abu. Diketahui bahwa hasil
reaksi antara asam dan basa (netralisasi) adalah garam (Petrucci, R. H.
dan Suminar, 1987).
Menurut Arrhenius, asam adalah zat yang dalam air dapat melepaskan ion hidrogen (H
+), sedangkan basa adalah zat yang dalam air dapat melepaskan hidroksida (OH
-). Menurut teori Bronsted-Lowry, asam adalah donor proton (H
+),
sedangkan basa adalah akseptor proton. Menurut Lewis, asam adalah
penerima/akseptor pasangan elektron, sedangkan basa adalah pemberi/donor
pasangan elektron.
Sifat asam dan basa larutan tidak hanya terdapat dalam larutan air,
tetapi juga dalam larutan lain seperti amoniak, eter, dan benzena.
Akibatnya cukup sulit mengetahui sifat asam dan basa larutan yang
sesungguhnya.
Sejak dahulu orang sudah mencoba untuk mengidentifikasi sifat larutan
ini dengan berbagai cara dari yang sangat sederhana, hingga menggunakan
alat khusus. Cara yang baik adalah menguji larutan tersebut dengan suatu
indikator (Syukri, 1999:387). Menurut Oxtobi, D. W. dkk (1998)
indikator adalah zat warna larut yang perubahan warnanya tampak jelas dalam rentang pH yang sempit. Jenis
indikator
yang khas adalah asam organik yang lemah yang mempunyai warna berbeda
dari basa konyugasinya. Lakmus berubah dari merah menjadi biru bila
bentuk asamnya diubah menjadi basa.
Indikator yang baik mempunyai intensitas warna sedemikian rupa sehingga hanya beberapa tetes larutan
indikator encer yang harus ditambahkan ke dalam larutan yang sedang diuji. Konsentrasi molekul
indikator yang sangat rendah hampir tidak berpengaruh terhadap pH larutan. Perubahan warna
indikator mencerminkan pengaruh asam dan basa lainnya yang terdapat dalam larutan.
Berbagai jenis Indikator
Indikator
|
Trayek pH
|
Perubahan warna
(dari pH rendah ke pH tinggi)
|
Metil hijau
|
0.2 - 1.8
|
Kuning - biru
|
Timol hijau
|
1.2 - 2.8
|
Kuning - biru
|
Metil jingga
|
3.2 - 4.4
|
Merah - kuning
|
Metil merah
|
4.0 - 5.8
|
Tidak berwarna - merah
|
Metil ungu
|
4.8 - 5.4
|
Ungu - hijau
|
Bromokresol ungu
|
5.2 - 6.8
|
Kuning - ungu
|
Bromotimol biru
|
6.0 - 7.6
|
Kuning - biru
|
Lakmus
|
4.7 - 8.3
|
Merah - biru
|
Kresol merah
|
7.0 - 8.8
|
Kuning - merah
|
Timol biru
|
8.0 - 9.6
|
Kuning - biru
|